Looking For Anything Specific?

ads header

MELAWAN KONGRES ABAL-ABAL, YANG DIDUKUNG SAID IQBAL!

 

Kongres Aspek Indonesia di Hotel Grand Cemara 
Jakarta 2 September 2023

Oleh: Sabda Pranawa Djati, SH

Sekretaris Jenderal Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (ASPEK Indonesia)


Said Iqbal sedang mempermalukan dirinya sendiri, dan sedang menggali kuburan untuk Partai Buruh


Tulisan ini akhirnya harus saya buat, sebagai ungkapan kekecewaan yang teramat sangat terhadap perilaku Said Iqbal, baik sebagai Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) maupun sebagai Presiden Partai Buruh. 


Tentunya bukan tanpa resiko saya menyampaikan secara terbuka kekecewaan ini. Karena selain sebagai Sekretaris Jenderal ASPEK Indonesia, saya juga termasuk “orang dalam” KSPI, sebagai Wakil Presiden KSPI Bidang Pengupahan. Pun di Partai Buruh, saya juga termasuk “orang dalam” sebagai Ketua Bidang Olah Raga, Seni Budaya dan Pariwisata Exco Pusat Partai Buruh. Saat ini, saya juga tercatat di Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia sebagai Calon Legislatif DPR RI untuk daerah pemilihan DKI Jakarta III nomor urut 4. 


Namun, apapun resikonya akan saya hadapi! Termasuk resiko dipecat dari Partai Buruh dan dibatalkan sebagai Caleg DPR RI!


ASPEK Indonesia dibegal! Ya, dibegal! Dan di balik pembegalan ASPEK Indonesia, ada tangan kotor Said Iqbal yang bermain! Ini bukan cerita dongeng! Tapi saya ungkapkan berdasarkan fakta-fakta kejadian yang sesungguhnya. 


Tindakan yang dilakukan oleh Said Iqbal sangat memalukan dan telah menciderai semangat persatuan tidak saja di internal ASPEK Indonesia, namun juga di KSPI dan Partai Buruh! Apa yang dilakukan oleh Said Iqbal adalah bentuk arogansi kekuasaan dan intervensi politik yang tidak beradab, dengan menggunakan orang-orang yang tidak berhak mengatasnamakan ASPEK Indonesia, untuk menyelenggarakan Kongres ASPEK “abal-abal”!


Kongres “abal-abal” yang didukung dan dihadiri oleh Said Iqbal, terjadi pada hari Sabtu, tanggal 2 September 2023 di Hotel Grand Cemara Jakarta. Said Iqbal dengan menggunakan kemeja Partai Buruh, diketahui hadir bersama dengan beberapa orang berseragam kemeja KSPI, dan memberikan sambutan dalam kongres “abal-abal” yang hanya dihadiri tidak lebih dari 10 orang yang mengaku sebagai anggota ASPEK Indonesia. 


Memalukan! Mengaku sebagai pemimpin buruh, baik sebagai Presiden KSPI maupun Presiden Partai Buruh, namun justru terang-terangan terlibat aktif dalam skenario pecah belah di ASPEK Indonesia! Presiden Partai Buruh justru telah berkomplot “membegal” ASPEK Indonesia yang sah.


Rencana akan adanya kongres “abal-abal” yang diadakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab dan tidak berhak, dengan menggunakan nama dan lambang organisasi serta kop surat ASPEK Indonesia, sesungguhnya telah diberitahukan melalui surat resmi ASPEK Indonesia kepada Presiden KSPI. 


Surat ASPEK Indonesia yang ditandatangani oleh Mirah Sumirat sebagai Presiden dan Sabda Pranawa Djati sebagai Sekretaris Jenderal, tertanggal 31 Agustus 2023 Nomor: 129.1/DPP/ASPEK/VIII/2023, Perihal: Pemberitahuan Adanya Kongres VIII ASPEK Indonesia yang ILEGAL, ditujukan dan dikirim langsung melalui pesan WhatsApp ke Pimpinan KSPI dan Pimpinan Federasi Serikat Pekerja Afiliasi KSPI.


Dalam surat tersebut, Dewan Pimpinan Pusat ASPEK Indonesia meminta kepada Pimpinan Dewan Eksekutif Nasional dan Majelis Nasional KSPI serta seluruh Pimpinan Federasi Serikat Pekerja Afiliasi KSPI, untuk mendukung terjaganya persatuan dan kesatuan organisasi ASPEK Indonesia serta tidak menanggapi dan tidak menghadiri kegiatan apapun yang diadakan oleh pihak-pihak lain yang tidak bertanggung jawab, yang mengatasnamakan ASPEK Indonesia. 


Termasuk dalam kaitan ini untuk tidak menanggapi dan tidak menghadiri undangan Kongres VIII ASPEK Indonesia yang illegal. Namun ternyata, surat resmi ASPEK Indonesia justru diabaikan!


Kongres “abal-abal” illegal diselenggarakan oleh orang-orang yang tidak berhak dan tidak bertanggungjawab, yaitu dua orang yang telah dipecat dengan tidak hormat dari ASPEK Indonesia. Abdul Gofur, Ketua Serikat Pekerja Antara dan Encep Supriyadi, Ketua Serikat Karyawan Tip Top telah diberhentikan dengan tidak hormat sebagai anggota ASPEK Indonesia, terhitung sejak tanggal 26 Agustus 2023. 


Sedangkan Serikat Pekerja Antara dan Serikat Karyawan Tip Top juga telah diberhentikan status keanggotaannya sebagai afiliasi ASPEK Indonesia, terhitung sejak tanggal 26 Agustus 2023.


Kongres “abal-abal” illegal juga hanya dihadiri segelintir orang yang tidak berhak mengatasnamakan dirinya serikat pekerja, yaitu:


- Satu orang mantan pekerja Ambulans Gawat Darurat Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta (AGD Dinkes DKI Jakarta) yang sejak tahun 2020 telah diputus hubungan kerjanya dari AGD Dinkes DKI Jakarta. 


- Satu orang pramuniaga mantan Ketua Serikat Pekerja Pramuniaga Indonesia, yang pada tanggal 28 Mei 2022 telah membuat dan menandatangani di atas materai Surat Pengunduran Diri dari jabatan Ketua Serikat Pekerja Pramuniaga Indonesia dan juga dari anggota ASPEK Indonesia.


- Satu orang Ketua Serikat Pekerja Mitra 10, yang juga Caleg Partai Buruh, yang tidak mengatasnamakan pengurus dan anggota Serikat Pekerja Mitra 10. 


Di awal tulisan saya menyebutkan bahwa, “Said Iqbal sedang mempermalukan dirinya sendiri, dan sedang menggali kuburan untuk Partai Buruh”. Ada ilmu paling basic dari pengelolaan sebuah organisasi, yaitu terkait mekanisme pengambilan keputusan yang harus memenuhi syarat kuorum. 


Mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia, kuorum adalah _“jumlah minimum anggota yang harus hadir dalam rapat, majelis, dan sebagainya (biasanya lebih dari separuh jumlah anggota) agar dapat mengesahkan suatu putusan.”_


Sebagai Presiden KSPI dan Presiden Partai Buruh, Said Iqbal tentunya sangat paham adanya aturan terkait dengan kuorum ini! Pertanyaannya, mengapa Said Iqbal justru mendukung Kongres “abal-abal” dan mengabaikan mekanisme kuorum ini? Jawabannya adalah adanya kepentingan politik yang ingin memecah belah ASPEK Indonesia!


Cara-cara yang mengabaikan mekanisme kuorum ini sesungguhnya menjadi wajah asli Said Iqbal dalam mengelola organisasi.


Serikat Pekerja Afiliasi ASPEK Indonesia saat ini tercatat 79 serikat pekerja tingkat perusahaan. Bagaimana mungkin Kongres “abal-abal” bisa diakui jika dihadiri oleh orang-orang yang sudah tidak berhak lagi mengatasnamakan dirinya ASPEK Indonesia?


KSPI sudah berubah menjadi Konfederasi Serikat Pekerjanya Iqbal. Sedangkan Partai Buruh telah digunakan untuk melakukan intervensi politik untuk memecah belah ASPEK Indonesia.


Kepada seluruh Pimpinan, Pengurus dan Anggota Serikat Pekerja Afiliasi ASPEK Indonesia, saya mengucapkan terima kasih atas komitmen dan dukungannya terhadap kepemimpinan Mirah Sumirat, SE sebagai Presiden ASPEK Indonesia. Tetap jaga persatuan dan kepercayaan untuk bersama-sama berjuang mewujudkan kesejahteraan pekerja dan rakyat Indonesia. Termasuk bersama-sama berjuang, untuk melawan kongres “abal-abal” yang didukung Said Iqbal!


Sebagai penutup, “Perjuangkanlah kebenaran yang kita yakini, dan sampaikan yang benar itu benar!”


Kebagusan, Jakarta Selatan,

6 September 2023

Pukul 09.00 WIB

0 comments:

Posting Komentar