BAPOR LEM,28/06/2015
Diam-diam tanpa sepengetahuankhalayak ramai, ribuan pekerja Cina yang tidak terdidik dan berasal dari “kasta” yang paling rendah mulai berdatangan ke Indonesia.
Mereka
diketahui mulai ada di Bayah
(Pandeglag, Banten) dan Papua.
Menurut sumber eramuslim yang
dekat dengan pimpinan proyek di
Bayah, para pekerja Cina yang datang
ini jarang bisa baca tulis. Mereka
sehari-hari berbahasa Cina dan sama
sekali tidak mengerti kebersihan atau
sopan santun, salah satunya mereka
biasa buang air besar di sembarang
tempat dan buang air kecil di mana-
mana tanpa ada rasa malu sedikit
pun.
Tentu saja, membanjirnya tenaga
kerja asal Cina di Indonesia tanpa
memiliki izin yang lengkap dan
keterampilan itu menakutkan dan
perlu diwaspadai. Bukan saja akan
berdampak pada jumlah
pengangguran di Indonesia, tapi juga
bisa menjadi pintu masuk Cina untuk
menjajah Indonesia, seperti
ditakutkan Presiden Cina Xi Jinping
terhadap aktivitas muslim Uighur di
negaranya.
Seperti diberitakan The Guardian ,
Presiden Cina Xi Jinping
mengungkapkan, agama yang ada di
Cina tidak boleh dipengaruhi asing.
Seluruh warga dan agama mana pun
harus berjanji hanya setia untuk
negara. “Kita harus mengelola urusan
agama sesuai dengan hukum dan
sesuai dengan keinginan kami,” kata Xi
Jinping. Menurut dia, pasukan asing
menggunakan agama untuk menyusup
pada masayarakat Cina, sehingga
dapat menguasai warga dan
menjatuhkan partai yang berkuasa
saat ini.
Karena itu, wajar jika DPR sebagai
representasi dari suara rakyat
tergugah mempersoalkan wabah
tenaga kerja asal Cina. Menurut
anggota Komisi I DPR, Dimyati
Natakusumah, Komisi I DPR dalam
waktu dekat ini akan melayangkan
surat ke Menteri Tenaga Kerja Hanif
Dhakiri dan Kepala BNP2TKI Nusron
Wahid, yang isinya permintaan agar
keduanya segera menyelesaikan
wabah ini.
“Saya sangat tidak setuju tenaga kerja
asal Cina datang ke Banten tanpa
dibekali keterampilan. Saya akan
surati pemerintah dan BNP2TKI,
karena ini sudah menyalahi aturan,”
ujar Dimyati di Gedung DPR, Jakarta,
Selasa kemarin (23/6).
Sebenarnya, wabah ini sudah
berlangsung sejak masa kampanye
pemilihan presiden lalu. Pada
September 2014 lalu, misalnya,
jajaran kepolisian dari Polda Banten
menangkap belasan tenaga kerja asal
Cina di sekitar dermaga PT Cemindo
Gemilang (PT Gama) Bayah.
“Belasan di antara mereka berhasil
diamankan dan sisanya kabur,” kata
seorang anggota Kepolisian Sektor
Bayah ketika itu.
Seperti usul Gubernur DKI Jakarta
Ahok yang menginginkan tembak di
tempat buat pedagang kaki lima (PKL)
yang melawan sewaktu lapaknya
digusur, pemerintah pusat mestinya
juga memberlakukan tembak di
tempat buat pekerja asal Cina yang
tidak jelas asal-usulnya.
Tanpa Punya Malu, Pekerja asal China Buang Air Besar Sembarangan
Hal yang membuat kesal dilakukan
oleh pekerja asal China ketika buang
air besar. Kejadian seperti ini terjadi
di Lebak, Banten. Beberapa pekerja
asal China yang bekerja di daerah itu
dilaporkan kerap buang air
sembarangan.
Hal ini memberikan pemahaman baru
bagi rakyat Indonessia, ternyata tak
selamanya para pekerja dari luar
negeri atau asing bisa berlaku sopan
di negeri orang. Anehnya, kebiasaan
buruk itu mereka lakukan tanpa malu-
malu.
Dilansir dari laman Merdeka (23/6),
Pekerja atau buruh asal China itu
dipekerjakan buat membangun pabrik
semen Merah Putih di Kecamatan
Bayah, Kabupaten Lebak. Mereka
dikontrak oleh perusahaan PT
Cemendo Gemilang dengan PT
Cinoma dan PT CHI. Tetapi karena
perilaku mereka itu, warga sekitar
mengeluh.
"Kami menerima laporan mereka
tenaga kerja asing (TKA) asal China
mereka buang air besar (BAB) di
sembarangan tempat, sehingga bisa
menimbulkan berbagai macam
penyakit. Terlebih saat ini memasuki
musim kemarau," kata Ketua LSM
Banten, Pamungkas, di Rangkasbitung,
Kabupaten Lebak, seperti dilansir dari
Antara , Selasa (23/6).
Pamungkas mengatakan, perusahaan
mempekerjakan buruh asal China itu
seharusnya memiliki tanggung jawab
terhadap pekerja. Dia meminta atasan
mereka bisa memberitahu anak
buahnya supaya jangan sampai
melakukan perbuatan jorok dan bisa
mencemari lingkungan sekitar. Sebab
menurut dia, bila mereka buang air
besar di sembarang tempat, dapat
menimbulkan penyakit menular dan
berbahaya bagi masyarakat setempat.
Hal itu dikarenakan tinja mereka bisa
menyebarkan bakteri penyebab diare
apabila terbawa melalui lalat.
"Kami minta perusahaan yang
mempekerjakan warga Tiongkok itu
dapat memberikan teguran atau
tindakan terhadap mereka yang
berperilaku jorok," ujar Pamungkas.
Pamungkas mengatakan, para pekerja
asing membangun kawasan pabrik
semen Merah Putih itu dipastikan
berpendidikan sangat rendah. Sebab
mereka tidak bisa membaca dan
menulis. Mereka juga tidak bisa
menggunakan Bahasa Indonesia.
Karena itu, dia mendesak kepolisian
dan Imigrasi melakukan pengawasan
dan pemantauan lantaran diduga
mereka masuk ke Indonesia secara
ilegal.
"Jika mereka tidak dilengkapi dengan
izin usaha dan dokumen lainnya, di
antaranya paspor, maka harus
dikembalikan ke negara asalnya,"
ucap Pamungkas.
Sementara itu, Kepala Bidang
Pembinaan Tenaga Kerja pada Dinas
Tenaga Kerja dan Sosial (Disnakersos)
Kabupaten Lebak, Edi Moedjarto
mengatakan, saat ini jumlah warga
China bekerja di pabrik semen di
Kecamatan Bayah tercatat mencapai
799 orang. Sejauh ini, kata dia,
mereka memiliki izin bekerja
diterbitkan oleh Kementerian Tenaga
Kerja dan Kepolisian RI.
Namun, Edi belum mengetahui secara
pasti apakah masa berlaku tinggal
para buruh China itu sudah habis
atau belum. Sebab, jika melebihi satu
tahun, maka harus diperpanjang atau
mereka dipulangkan ke negara
asalnya.
"Kami tidak mengetahui perilaku TKA
yang BAB sembarangan tempat.
Namun kami akan menegur
perusahaan yang mempekerjakan
warga asing itu," kata Edi. [pekanews]