Looking For Anything Specific?

ads header

Demonstrasi di Hong Kong Tak Pengaruhi Pekerjaan Tenaga Kerja Indonesia

Demonstran pekerja Hong Kong menuntut keadilan

F SP LEM SPSI, Demonstrasi besar menolak undang-undang ekstradisi, serta menujntut Kepala Pemerintahan Carrie Lam untuk mundur, di Hong Kong, tidak berdampak banyak terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI). 

"Tidak ada masalah. Saya masih bisa bekerja dengan baik tanpa gangguan apa pun," kata seorang pekerja migran perempuan asal Tulungagung, Jawa Timur, yang bekerja di Hong Kong sejak 1999. 

Bahkan saat libur akhir pekan pun, dia juga bisa berkumpul bersama teman-teman sesama pekerja migran. 

"Cuma bertemunya di Mongkok dan Shamshuipo," ujar pekerja migran perempuan asal Trenggalek, Jatim, yang biasanya bertemu dengan rekan-rekannya di Victoria Park itu.

Sebelumnya, Konsulat Jenderal RI di Hong Kong telah mengeluarkan imbauan kepada semua warga negara Indonesia terkait aksi unjuk rasa yang berlangsung sejak sepekan yang lalu. 

"Sedapatnya menghindari kawasan Causeway Bay, Admirality, dan Central yang menjadi pusat penumpukan massa," kata Pelaksana Konsul Jendera RI di Hong Kong Mandala S Purba dalam keterangan tertulis di Beijing, Rabu 19 Juni 2019. 

Ia juga meminta para WNI yang kebanyakan buruh migran itu mematuhi segala perintah dan arahan dari petugas penegak hukum Hong Kong, dan tidak melanggar tata tertib serta aturan yang berlaku. 

"Sedapatnya tidak keluar dari kediaman bila dirasakan tidak ada hal-hal yang mendesak," ujarnya mengingatkan.

Para WNI juga diimbau agar tetap tenang dan tidak berpartisipasi dalam kegiatan yang dapat merugikan diri sendiri serta menghindari mengunggah berbagai materi di media sosial yang dapat membuat kegaduhan dan berakibat pada masalah hukum.
Imbauan tersebut juga diunggah di akun resmi Facebook KJRI Hong Kong sejak Jumat 14 Juni 2019. Sebagian besar WNI memberikan komentar positif terkait imbauan KJRI Hong Kong tersebut.

Jumlah pekerja migran asal Indonesia di Hong Kong sampai saat ini diperkirakan mencapai angka 180.000, dengan mayoritas kaum perempuan bekerja pada sektor informal. 

Situasi di Hong Kong saat ini berangsur normal, namun kemungkinan para pengunjuk rasa akan kembali turun ke jalan pada 1 Juli mendatang.(obn) 

Sumber :Facebook KJRI Hongkong

0 comments:

Posting Komentar