Looking For Anything Specific?

ads header

Cellica Nurrachadiana, Bupati Teknopolis Pejuang Upah Layak

Pada peringatan May Day tahun ini para pekerja sepantasnya memberikan penghargaan khusus kepada Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana. Keberanian dan langkah hebat Sang Bupati  terkait ketenagakerjaan mampu menjadikan Upah Minimum Kabupaten (UMK) Karawang Jawa barat selama empat tahun berturut-turut menempati ranking tertinggi di Indonesia. Sangat jarang pejabat pemerintahan yang berani membela nasib buruh seperti halnya Cellica.
Bupati yang merakyat (Foto istimewa)
Lahir di Bandung tahun 1980, lulusan Fakultas Kedokteran  Universitas Kristen Maranatha dan S2 prodi Hukum Kesehatan dari Universitas Katolik Soegijapranata. Sebelum terjun ke politik, pernah menjadi artis dan pemain film, antara lain film “Surat Kecil Untuk Tuhan” (2011).  
Dukungan Cellica kepada kaum buruh untuk mewujudkan upah layak hasilnya terlihat pada tabel UMK 2019 Jawa Barat, dimana Kabupaten Karawang meraih angka tertinggi dengan angka Rp 4,2 juta. Sementara, Kota Banjar jadi daerah dengan UMK terendah yang hanya mencapai Rp 1,6 juta.
Sepanjang masa jabatan, Cellica sangat akomodatif terhadap buruh dalam menentukan struktur upah minimum sektoral kabupaten/kota (UMSK). Bagi pekerja yang sudah memiliki masa kerja yang cukup serta jenis pekerjaan yang sudah establish maka upah sektoral merupakan faktor yang sangat penting. Karena terkait dengan struktur upah dan skala upah (SUSU).
Bagi pekerja, UMSK merupakan gantungan masa depan yang harus diperjuangkan secara totalitas. UMSK juga menjadi barometer ekosistem industrial suatu daerah. Salah satu barometer yang cukup menggembirakan kaum pekerja adalah besaran upah sektoral di Kabupaten Karawang.
Besaran UMSK tahun 2018 yang tertinggi di Karawang. Sebagai contoh  untuk pekerja sektor industri kendaraan roda empat atau lebih dengan besaran upah sektoral Rp 4. 547. 852 ,perbulan. Diharapkan besaran UMSK tahun berikutnya mencapai 5 juta perbulan.
Gaya kepemimpinan Bupati Karawang ( Foto istimewa )
Bupati Karawang berhasil memadukan investasi atau penanaman modal dengan sektor ketenagakerjaan. Hasilnya produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Karawang selama 10 tahun terakkhir mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Hal ini juga dialami oleh daerah pantai utara (Pantura) Jawa lainnya. Sejak 2011 PDRB di koridor ekonomi Pantura memiliki kekuatan lebih dari seperempat perekonomian Indonesia.
Para pekerja dan pengelola daerah memahami PDRB merupakan keseluruhan dari nilai tambah dari sektor-sektor ekonomi yang ada di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu. PDRB merupakan penjumlahan nilai output bersih perekonomian yang ditimbulkan oleh seluruh kegiatan ekonomi di suatu wilayah tertentu yakni provinsi dan kabupaten/kota, dalam satu tahun kelender. Kegiatan ekonomi yang dimaksud kegiatan pertanian, pertambangan, industri pengolahan, sampai dengan jasa.
Dalam penghitungannya, untuk menghindari hitung ganda, nilai output bersih diberi nama secara spesifik, yaitu nilai tambah atau value added. Demikian juga, harga yang digunakan dalam perhitungan ini adalah harga produsen. Penilaian pada harga konsumen akan menghilangkan PDRB subsektor perdagangan dan sebagian subsektor pengangkutan.
Dalam suatu proses produksi selama satu tahun, seluruh nilai harga produsen barang/jasa yang diproduksi dinamakan output. Secara teknis penghitungan ini adalah jumlah produksi dikalikan dengan harga atau tarip jual dari produsen barang atau jasa tersebut.
Input antara merupakan nilai seluruh barang jasa yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa tersebut. Input antara juga diartikan sebagai biaya antara atau biaya produksi.
Nilai tambah merupakan nilai yang ditambahkan dalam proses produksi, dan besarnya sama dengan selisih output dengan input antara. Sebagai contoh usaha kerajinan mebel yang merancang desain lalu memproduksi. Usaha itu memerlukan bahan baku yang terdiri dari kayu, paku, cat, busa dan lain-lain. Perubahan semua nilai bahan diatas menjadi nilai mebel adalah suatu pertambahan nilai.
Pertumbuhan perekonomian Karawang yang luar biasa disertai dengan perencanaan ketenagakerjaan yang baik. Bupati Cellica bertekad terus membangun portofolio ketenagakerjaan di Karawang yang disertai dengan sistem pembobotan kerja terukur yang menjangkau masa depan dunia ketenagakerjaan.
Hingga kini Karawang berusaha keras menjadi kota teknopolis yang ditopang oleh kluster industri padat teknogi, utamamya industri pengolahan, otomotif dan elektronika yang tangguh.  Kluster industri elektronika di Karawang yang antara lain memproduksi kulkas, televisi, ponsel, mesin cuci, alat pendingin ruangan, dan produk lainnya sebaiknya ditata lagi struktur dan kebutuhan insentifnya.

Sumber : Reaktor.id

0 comments:

Posting Komentar