Ledakan Tungku PT KPSS

Bapor Lem, PT Karawang Prima Sejahtera Streel (KPSS), menjadi sorotan serius Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Karawang.
Intansi bidang ketenagakerjaan ini memberikan peringatan ke PT KPSS yang berada di Desa Tamanmekar, Kecamatan Pangkalan. Karena perusahaan yang dipimpin warga China ini, mengalami insiden kecelakaan pada saat kerja yang mengakibatkan ketujuh karyawan harus dirawat di rumah sakit.

Kepala Disnakertrans, HA Suroto menjelaskan, peringatan yang diberikan Disnakertran ke PT KPSS karena terindikasi perusahaan lalay dalam memberikan keselamatan kerja ke karyawan.
Sebab, saat pihaknya melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke tempat kejadian ledakan yang mengakibatkan ketujuh karyawan dirawat serius dirumah sakit, ditemukan suatu hal yang perlu dievaluasi.

“Pada Sabtu 15 Agustus 2015, sekitar pukul 15.30 Wib terjadi kecelakaan kerja di PT KPSS. Tempat pelebur logam mengalami ledakan dahsyat. Sehingga ketujuh karyawan, diantaranya operator tungku pelebur logam mengalami luka serius. Oleh karenanya, kami bersama tim melakukan sidak ke lokasi kejadian. Hasilnya banyak hal yang perlu dievaluasi,” jelas Suroto kepada Fakta Jabar, Sabtu (15/8).

Evaluasi yang diberikan ke PT KPSS berupaya catatan peringatan. Pasalnya, insiden ini tak hanya sekali terjadi, namun sudah kesekian kalinya. Dengan begitu, catatan merah bagi perusahaan produksi besi-baja ini perlu direalisasikan.

“Ya seperti tempat peleburan logam ada pelindung karyawan khusus anti api. Kemudian tidak menggunakan helm seperti naik sepeda motor. Nyortir barang logam juga bila perlu harus orang yang sudah canggih,” kata Suroto.

Menurut Suroto ada dua kemungkinan terjadi ledakan tersebut. Yang pertama akibat kesalahan manusia (human error-red). Karena menyortir alat logam secara manual oleh kasat mata, tanpa ada alat khusus. Bila salah memasukan logam yang berbahaya dipastikan terjadi ledakan.

Yang kedua, lanjut Suroto, alat pelebur logam yang bermasalah. Begitu dimasukan logam untuk dileburkan, tungku pelebur terjadi suatu masalah karena panas. Sehingga menjadi ledakan dahsyat.

“Tungku itu menuang sampai 5-7 ton, bisa jadi jika melebihi kapasitas terjadi ledakan. Selanjutnya, human error memasukan logam yang mengandung gas, hasilnya meledak. Kami minta alat tungku dibuka dan dikroscek, khawatir oleh alat tersebut. Operator juga perlu pelatihan kusus,” jelasnya.

HRD PT KPSS, Asep Kumaya, mengaku sebelum bekerja ada brifing dan berdoa supaya karyawan barhati-hati saat bekerja. Namun peristiwa ini terjadi diluar prediksinya.
Karena lokasi yang terjadi ledakan sering dikrocek serta service dua hari sekali.

“Kami ucapkan terimakasih Disnakertrans bisa datang ke sini, masukan dan saran menjadi bahan bagi managejemen,” paparnya.

Seperti diketahui, korban yang luka-luka sebanyak tujuh orang, ialah Karma, Dasum, Sudirman, Lili, Kemang, Aneng dan Wu Xi Wang. Empat orang dirawat di RUSD Karawang dan ketiganya di RSHS, termasuk warga Negara asing.

Sumber; http://faktajabar.co.id/?p=6172

Komentar

  1. ini bukti bahwa dari pihak dinas pengawasannya tidak pernah memperhatikan disetiap perusahaan yang tidak menjalankan P2K3nya.....dan tidak pernah menindak dengan tegas terhadap perusahaan tersebut,,,,,,,,,,,,

    BalasHapus

Posting Komentar